Malam ini, tepatnya pukul 23:13 aku teringat materi yang di ajarkan Bapak Yulianus Kasman (Guru Budi Perkertiku). “Oh,,iya...Tugas karangannya :o” Batinku malam itu, aku pun segera buku catatanku,,lembar demi lembar kucari mengenai “kesetiakawan”
Sering kita dengar kata ini, tapi kita belum memahami makna sesungguhnya. Kesetiakawanan, memiliki makna kesadaran, kesadaran akan kewajiban kita (seperti contoh, kewajiban kita membuat tugas sekolah) dan kesadaran akan kebutuhan pribadi (tapi pentingkan dulu kepentingan umum). Nah, dalam menjalani proses kesetiakawanan tersebut, perbuatan kita harus berlandaskan pada 4 sikap utama, yakni : Kebersamaan, Kerjasama, Gotong Royong, dan Tolong Menolong. Aku menulis ini sambil makan cemilan kesukaanku,
“Coklat”. Makanan manis ini selalu menjadi teman setiaku, terutama saat belajar. Coklat dapat melahirkan sejuta inspirasi dari rasanya yang manis di setiap gigitannya. Tak sadar, coklat yang kumakan berserakan...dan tampak gerombolan semut mengerubungi kepingan- kepingan coklat itu. Mereka membawa kepingan- kepingan itu ke suatu tempat di sudut dinding kamarku (Barangkali disanalah rumah mereka).
Yang tak kuhabis pikir, kenapa mereka bisa menggopong kepingan coklat itu yang demikian besar dengan tubuh mungil mereka? Sementara aku saja yang menggandong tas sekolah sudah merasa lelah dan tergopoh- gopoh. Kutemukan jawabannya! Ya itu tadi : Kebersamaan, Kerjasama, Gotong Royong, dan Tolong Menolong. Mereka jadi semakin mudah dalam melakukan sesuatu, dan otomatis kebutuhan mereka masing- masing pribadi menjadi terpenuhi akibat kesetiakawanan tersebut. Malam ini aku mendapat hikmah, ada NILAI MORAL yang dapat kupetik dari hal kecil yang sering kuanggap sepele ini. Kita tak perlu jauh- jauh mencari contoh kesetiakawanan, karena kita pun bisa bercermin dengan barisan semut.